Info&tanya jawab

Rabu, 19 Juni 2019

Profil Lurah Waibalun: Marselinus Kerans

Foto: Berrye Waibaloenk

Badannya tinggi menjulang, parasnya ganteng dan senyumnya selalu ceria. Sejak menjabat sebagai sekretaris lurah beberapa bulan yang lalu hingga menjadi pejabat lurah Waibalun menggantikan Bapak Emanuel Pulo Tukan yang memasuki masa pensiun, sosok Bapak Marselinus Kerans ini sangat dikenal ata lewo. Beristrikan Ibu Oa Balun dari Waibalun, maka semakin lengkaplah kedekatan beliau dengan ata Waibalun.
Beberapa kali berurusan dengan pihak kelurahan, wajah sosok satu ini memang sangat bersahabat dan murah senyum. Dia menyapa warga dan tamu dengan senyum dan tawanya yang khas, dan mempersilahkan tamu untuk duduk dan memastikan semua tamu mendapatkan pelayanan yang maksimal.
Sosok satu ini memang dikenal ramah dengan siapa saja, entah anak-anak, remaja, pemuda, orang tua hingga para tokoh masyarakat. Bersua dengan siapa saja dan di mana saja, beliau akan selalu menghadirkan senyum yang khas.

Dalam hajatan-hajatan sosial, Pak Mans, demikian ata lewo kebanyakan memanggilnya, selalu menyempatkan diri untuk hadir dan mengambil bagian di dalamnya. Salah satu terobosan yang cukup maju sejak beliau menjadi pejabat lurah adalah soal kepengurusan administrasi kependudukan. Setiap ata lewo yang meninggal dibantu dan dipastikan mendapat kelengkapan administrasi kependudukan berupa akte kematian yang diberikan pada saat nebo/doa penutup.
Saat kegiatan Hari Lansia misalnya, beliau begitu terlihat antusias dan merespon dengan baik kegiatan ini, terlibat langsung dalam setiap bagiannya. Dukungan istri yang total menjadikan setiap kegiatan yang ditanganinya berbuah kesuksesan.
Dan, dalam sejarah Waibalun, mungkin inilah lurah pertama yang bukan berasal dari kelurahan Waibalun. Di satu sisi ini menjadi hal baru dan menarik, dan di sisi lain akan menjadi sebuah tantangan tersendiri buat Pak Lurah Waibalun yang baru ini, bagaiman merangkul dan merekatkan semua elemen ata lewo. Dan, saya yakin ata Waibalun akan menjadi sangat terbuka dan rela memberi diri serta mendukung kepemimpinannya ini demi kemajuan lewo.
Sempat sekali berdiskusi dengannya, beliau menyampaikan bahwa menghadapi orang Waibalun tidak sama dengan menghadapi orang lain karena Waibalun bukan sekedar kelurahan, namun adalah sebuah kesatuan lewo yang memiliki karakternya sendiri. Waibalun harus dihadapi dan diajak sebagai sebuah lewo.
Oh ya, pak lurah.
Banyak hal yang bakal dihadapi dan juga diharapkan ata lewo, semisal penyelesaian pengisian talud di sepanjang bibir pantai, kebersihan pantai, pemanfaatan Nuha Waibalun sebagai obyek wisata dan peningkatan ekonomi masyarakat, kebersihan sepanjang jalan, mengaktfikan kembali kelompok Karang Taruna, pembentukan kelompok adat, serta hal-hal lain yang masih menjadi persoalan ata lewo saat ini.
Dan membangun, tidaklah sekedar soal fisik semata, ada pola hidup, kualitas berpikir, serta kecakapan dan keahlian yang juga menjadi perhatian bersama. Cukup banyak memang, dan semua itu tidak akan mampu diatasinya sendiri tanpa bantuan dan dukungan kita semua, ata lewo. Intinya, tite harap nae meha bisa hala. Seperti yang terlantunkan dalam lagu Tite Ana Waibalun, karya P. Anton S. Letor, tite mesen ‘dore perentah bapa kepala, jaga aturan adat Waibalun.’
Akhirnya, selamat datang dan selamat bertugas Pak Lurah Waibalun, Bapak Marselinus Malik Kerans. Mari bersama membangun lewotana dengan segenap hati dan sepenuh jiwa. Semoga tugas ini menjadi karya yang membahagiakan untuk tite wekaen.

Ket. gambar; foto Bapak Lurah Waibalun, Marselinus Malik Kerans, diambil dari akun fb-nya. Eka bekel ow pak lurah. (Teks: Berrye Waibaloenk)
Comments
0 Comments

Tidak ada komentar:

Posting Komentar